The Finest Hours : Hero Penjaga Pantai Yang Nyaris Terlupakan

 The Finest Hours : Hero Penjaga Pantai Yang Nyaris Terlupakan

PADA saat bencana terjadi atau ketika keberhasilan penyelamatan awak kapal tanker Pendleton, beritanya sangat sedikit. Bahkan nyaris tak tercatat peristiwa dramatis di perairan Cape Cod. Melalui film The Finest Hours, penonton seakan diingatkan bahwa penyelamatan yang dilakukan Bernie Webber sesungguhnya tugas bunuh diri.

Betapa tidak, di saat badai berlangsung di musim dingin 18 Februari 1952, Bernie Webber ditemani  Andrew J. Fitzgerald, Richard P. Livese dan Ervin E. Mask harus berangkat meninggalkan pos penjaga pantai (coast guard). Bernie yang pemalu tak bisa menolak perintah atasannya. Sementara tim lain tidak berani mengambil risiko melewati badai besar dengan menggunakan sekoci penjaga pantai yang sudah usang.

Selain tanker Pendleton, ada kapal pembawa minyak lain, Fort Mercer, yang juga mengalami naas. Keduanya terbelah dihajar badai. Fort Mercer karam, sementara Pendleton terapung dihempas badai dengan kondisi badan kapal terbelah dua. Separuh badan kapal bersama sang kapten tenggelam ditelan lautan. Separuh badan kapal harus bisa diselamatkan. Ada 33 awak kapal tersisa dan mereka masih terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama menginginkan menggunakan sekoci penyelamat meninggalkan kapal. Kelompok kedua ingin membawa kapal sampai karam, dengan kemungkinan mencapai laut terdangkal dan menanti pertolongan.

Ray Sybert, kepala mesin Pendleton, dipercaya rekan-rekannya menjadi kapten. Ucapannya didengar setelah Sybert memperlihatkan bahwa sekoci penyelamat tak akan mampu melawan ganasnya badai. Mereka harus bekerja sama mengarahkan separuh badan kapal. Bila gagal, pilihannya adalah mati bersama.

Bernie Webber pun ragu akan kemampuannya melewati tingginya ombak. Termasuk ketika ia kehilangan kompas di kapal penyelamat. Keberuntungan membawa Bernie tiba-tiba berada di dekat kapal Pendleton yang tertahan di laut terdangkal. Dari 33 awak kapal, hanya Tiny Meyers yang akhirnya gagal diselamatkan.

The Finest Hour, seperti galibnya film yang diangkat dari peristiwa nyata, sudah banyak diketahui akhir kisahnya. Bahwa 32 awak kapal selamat. Bahwa keempat awak penjaga pantai kemudian diganjar medali tertinggi, merupakan cerita yang diketahui umum. The Finest Hours menjadi menarik dengan cerita di tiga tempat terpisah. Pertama, cerita awak kapal yang berjuang mengandaskan separuh badan kapal dengan segala konflik di atas kapal. Kedua, kondisi kapal penjaga pantai yang berjuang menembus badai dan gelombang raksasa. Tempat ketiga adalah cerita tentang pos penjaga pantai di Chatham, Massachuset yang dikepalai Daniel Cluff. Di pos ini pula, tunangan Bernie Webber, Miriam, menanti kepulangannya. Termasuk kisah Miriam yang menganggap atasan Bernie, Daniel Cluff, menjerumuskan anak buahnya.

Namun satu yang paling menarik dan menjadikan The Finest Hours mencekam adalah penantian CG36500 (CG artinya coast guard, 36 feet panjangnya dan 500 adalah kode sekoci) menerjang gelombang-gelombang raksasa. Atau saat CG36500 melewati sabuk pemecah gelombang. Selebihnya, The Finest Hours adalah cerita umum tentang para hero impian Amerika seperti di film-film Perfect Storm, Volcano, Twister, The Martians, 2012, The Day After Tomorrow, Armageddon. Bedanya, The Finest Hour pelakunya memang ada dan salah satunya masih hidup yaitu Andy Fitzgerald yang menyempatkan datang ke lokasi syuting.

(Sinemata/*)

Pemain:    

Chris Pine (Bernie Webber), Eric Bana (Cluff), Ben Foster (Livesey), Casey Afflect (Ray Sybert), Holiday Greinger (Miriam)

Sutradara: Craig Gillespie

Tags