Pride and Prejudice and Zombies: Lima Perawan Menghadapi Wabah Zombie

 

Pride and Prejudice and Zombies: Lima Perawan Menghadapi Wabah Zombie

MENJADI cerita yang sangat unik ketika novel klasik dibuat sempalan cerita. Bukan sembarang cerita sempalan, namun menambahkan unsur laga dan horor dalam karya sastra klasik tentu besar sekali risikonya. Risiko dicibir, dianggap merusak karya sastra, bahkan dianggap karya sampah. Apalagi menyisipkan wabah zombie dalam cerita. Meskipun tren film tentang mayat hidup (zombie) tengah populer. Mengikuti arus populer ini yang dianggap ‘merusak’. Pride and Prejudice and Zombies adalah hasilnya.

Karya klasik Jane Austen, Pride and Prejudice merupakan karya sastra dalam memahami strata sosial masyarakat Inggris pada awal abad ke-19 (tahun 1800-an). Termasuk etika moral, perkawinan, adab hingga pendidikan. Sangat tabu memiliki anak-anak gadis yang tidak juga menikah. Termasuk kehidupan kelas sosial mapan yang begitu mudah mengumpulkan para gadis untuk dipilih sebagai istri. Pride and Prejudice and Zombies pun mengubah karakter tokoh-tokoh dalam karya Jane Austen.

Lima anak perempuan keluarga Bennet yang ayu-ayu dan masih perawan, berubah menjadi sosok jagoan. Jane, Elizabeth, Lydia, Mary dan Kitty digambarkan memiliki kemampuan bela diri. Bahkan anak nomor dua, Elizabeth Bennet telah belajar kungfu langsung dari perguruan Shaolin di China.

Meski Pride and Prejudice and Zombies menjadi cerita sempalan, namun tetap mengikuti pakem cerita sastra Jane Austen. Lima anak keluarga Bennet adalah para jagoan keluarga yang menguasai ilmu beladiri. Mereka gunakan ilmu beladiri untuk melawan kebangkitan kaum zombie. Mereka adalah mayat hidup yang terus melawan seiring semakin mewabahnya virus.

Kolonel Darcy mendampingi keluarga Bingley datang ke Netherfield Park. Bingley merupakan leluarga terpandang. Ia jatuh hati pada anak pertama keluarga Bennet, Jane. Sebaliknya, Darcy begitu sinis terhadap keluarga Bennet yang dianggapnya tidak tahu malu ingin menjodohkan anak-anak mereka dengan keluarga kaya. Ini yang menyebabkan Darcy tak menyukai Elizabeth Bennet.

Darcy mengawal sahabatnya agar selamat dari serangan zombie. Wabah zombie terus menyebar dan menyerang Inggris. Apabila tidak dibuat tembok pembatas, London bisa jatuh.

Kehadiran Letnan George Wickham menambah panas hubungan Darcy dan Elizabeth. Wickham tertarik dengan Elizabeth. Berkat Wickham pula, Elizabeth tahu, bahwa zombie bisa dijinakkan dengan mengganti makanan mereka dengan otak babi. Mereka tidak ganas dan menjadi penurut. Wickham pula yang menceritakan kisah permusuhannya dengan Darcy. Ia disingkirkan oleh Darcy sebagai penerima warisan keluarga meskipun Wickham bukan anak kandung.

Semua kebohongan Wickham terbongkar setelah Darcy mulai jatuh hati oleh keperkasaan Elizabeth Bennet. Elizabeth bahkan menyelamatkan Darcy dua kali. Darcy pun berniat melamar. Niatnya tertunda setelah, pasukan zombie mulai bergerak.

Gagal mendapatkan cinta Elizabeth, Wickham menculik Kitty Bennet.  Darcy memutuskan menyelamatkan Kitty. Dengan catatan, kalau ia tidak bisa selamat hingga fajar, ia minta pasukannya menghancurkan jembatan yang menghubungkan London. Elizabeth yang mengetahui Darcy menghadapi Wickham pun ikut menyusulnya.

(Sinemata/*)

Pemain: Lili James (Elizabeth), Sam Riley (Darcy), Bella Heathcote (Jane), Douglass Booth (Bingley), Sally Phillips (Nyonya Bennet), Jake Huston (George Wickham)

Sutradara: Burr Steers       

Tags