Stay with Me: Cinta, Perkawinan dan Kata Maaf

Stay with Me: Cinta, Perkawinan dan Kata Maaf

DI bagian awal film sepertinya Stay with Me cukup menjanjikan sebagai drama cinta romantis. Warna putih dominan dan masuk adegan Boy Dimas dan Deyna yang tengah dimabuk asmara. Hingga keduanya berjanji akan menikah dan tak akan meninggalkan satu sama lain. Awal yang menarik!

Namun janji hidup bersama punah ketika tante Deyna memberitahu bahwa orangtuanya mengalami kecelakaan. Ini tentunya terjadi di luar negeri, mengingat sang tante yang berbahasa Perancis. Deyna terpukul mendengar kematian orangtuanya. Ia putuskan akan ikuti sang tante ke luar negeri berjuang mencari penghidupan dan berusaha mandiri. Dengan berat hati Boy merelakan kekasihnya pergi. Keduanya berjanji akan menikah setelah semuanya selesai.

Enam tahun berlalu. Boy menikahi Key Hapsari dan memiliki satu anak perempuan. Kehidupan rumah tangga Boy yang berprofesi sebagai sutradara tak terlalu mulus. Terutama karena problem finansial. Key juga akhirnya mengaku bahwa dia sudah tak memiliki hati dengan Boy.

Pertemuan serba-canggung terjadi antara Boy dan Deyna yang juga memiliki suami dan satu anak lelaki. Seperti kehidupan Boy, perkawinan Deyna dan Firman juga penuh kepalsuan. Deyna merasa terikat oleh harta sang suami. Sementara Firman menikah demi reputasi. Boy dan Deyna pun kembali berjanji akan bersatu lagi jika masalah rumah tangga mereka selesai.

Boy akan menceraikan Key, dan Deyna minta cerai dari Firman. Nyatanya Firman menolak menceraikan Deyna. Hanya kata maaf terucap dari Deyna ketika Boy memintanya untuk kembali. Padahal, Boy sudah mendapatkan kontrak film sebesar Rp 35 miliar, senilai harta yang mengikat kehidupan rumah tangga Deyna dan Firman. Hati Boy pun hancur untuk kesekian kalinya.

Stay with Me ditulis dan disutradarai Rudi Soedjarwo, seharusnya bisa jauh lebih romantis dan lebih mengharubiru dalam menyelesaikan keseluruhan bangunan cerita. Sayang begitu banyak adegan yang membuat penonton tak merasakan keromantisan film. Keromantisan relasi Boy dan Deyna hanya tergambarkan adegan berdua, adegan-adegan montage, bergumul-gumul, tawa berderai. Berkali berulang, tetap tanpa makna!  

Bahwa visual dianggap mewakili kata-kata romantis.  Bahwa gambar memiliki sejuta arti, juga tak berkorelasi dengan ikatan emosi di antara sepasang kekasih yang dimabuk asmara.

Ada kekhawatiran pembuat terjebak romantisme platonis dalam menjelaskan relasi cinta Boy dan Deyna. Tak semestinya dikhawatirkan. Begitu banyak adegan melodrama di film-film Indonesia yang sangat emosional dan mengharukan. Stay with Me justru mencoba tidak “menjual” adegan-adegan melodramatik. Hasilnya, tentu saja mengecewakan. Padahal, sutradara pernah berhasil di film Ada Apa dengan Cinta?, Mengejar Matahari, Cintapuccino.     

Secara keseluruhan Stay with Me cukup menarik secara visual. Namun sayang, film ini tidak memiliki kekuatan dialog yang mampu membuat penontonnya terkesan. Kecuali penggalan kalimat yang cukup bernas, dan kurang lebih isinya, “Dari berjuta manusia yang ada. Kita dipertemukan berdua. Itu namanya takdir”. Itupun  kutipan kalimat yang sebenarnya juga banyak beredar di media sosial!

(Sinemata/*)

Pemain:

Boy William (Boy),  Ully Triani (Deyna), Natasha Ratulangi, Anggi Septianto, Firman Subagja

Skenario & Sutradara: Rudi Soedjarwo

 

Tags