Surga Yang Terluka: Syukuran Pra Produksi Surga Yang Terluka

Surga Yang Terluka: Syukuran Pra Produksi Surga Yang Terluka

FILM tentang ibu, menjadi tema yang jarang disentuh. Relasi dan peran ibu dalam keluarga yang sentral pun jarang menjadi cerita utama. Kecuali menjadi pelengkap dalam drama keluarga. Padahal film seperti Ibunda, pernah sukses di tangan Teguh Karya.

Onasis Media Intertaimen (OMI) mengangkat peran seorang ibu sebagai sentral cerita di film Surga Yang Terluka. Bagi OMI, drama tentang keluarga selalu menarik. Relasi dalam sebuah keluarga bisa menampilkan beragam cerita dari berbagai sudut pandang. Betapa penting membangun pondasi nilai-nilai dalam keluarga.

OMI menggandeng artis senior Christine Hakim serta Meriza Febriani, Ade Firman Hakim, Marwoto, dan Rezka Hisyam. Christine Hakim mengaku tak dapat menolak tawaran sutradara Amin Ishaq. Ia mengaku Surga Yang Terluka memiliki nilai positif tentang keluarga. Ia bahkan sampai menitikan air mata saat pertama kali membaca skenarionya.

“Begitu baca kali pertama, sambil sarapan dan fokus, air mata saya berlinang. Saya jarang baca skrip sampai air mata berlinang. Ibu saya pun seperti itu, sangat tersentuh,” ujar Christine dalam acara Syukuran Produksi film Surga Yang Terluka di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (16/3).

Keterlibatan Christine Hakim di film Surga Yang Terluka juga tidak terlepas dari uniknya tokoh dan karakter ibu yang ia perankan. “Tokoh Ibu ini sangat menarik. Saya mesti mengeksplorasi lagi peran-peran yang pernah saya mainkan supaya tidak stereotype,” ungkapnya.

Surga Yang Terluka mengisahkan tentang kesibukan anak yang sukses secara materi. Namun kesibukan mereka, nyaris mengabaikan kerinduan orangtua mereka. Kisahnya sengaja dikemas sederhana oleh penulis Henny Surya, permasalahan yang hadir pun masalah sehari-hari. Bahkan sepertinya tidak ada tokoh antagonis atau jahat di film ini. Daya pikat film justru dari kesederhanaan dalam bertutur namun memiliki problem keluarga yang sangat dalam filosofinya.

Film ini akan memulai produksinya minggu ketiga Maret 2016 ini. Lokasi pengambilan gambar juga dipilih tempat-tempat menawan. Yogyakarta dan Gunung Kidul. “Sebagian besar pengambilan gambar dilakukan di Gunung Kidul. Area eksotiknya sangat berlimpah. Ini yang mau kita eksplore. OMI berharap Gunung Kidul nantinya bisa menjadi tujuan wisata film setelah penonton menyaksikan Surga Yang Terluka. Titik-titik lokasi pengambilan gambar bisa dikenang seperti Bangka Belitung di film Laskar Pelangi,” jelas dua produser Surga, Faiz Alkaff dan H Imam Suharyadi . (Sinemata/TR)

 

 

 

 

Tags