James Wan: Sutradara Horor Box Office Paling Dicari

James Wan: Sutradara Horor Box Office Paling Dicari

SEBELUM dipercaya studio besar, James Wan memang getol bikin film sekuel. Menurutnya, banyak cerita belum tuntas. Dan galibnya ‘setan’ atau iblis, gak pernah ada matinya. Masuk akal juga. Itu sebabnya, Saw hingga sekuel keenam, masih ditambah satu judul lagi sebagai pamungkas (Last Chapter). Insidious pun sudah sampai sekuel ketiga. Conjuring masuk sekuel kedua. Entah akan diakhiri sampai episode ke berapa.

Kaitannya tentu dengan penjualan. Nyaris, sekuel yang dibuat James Wan adalah mesin uang. Film Saw yang dibuat dengan bujet cuma 1,2 juta USD bisa untung 100 kali lipat (tepatnya 103 juta USD). Saw 2, dibuat dengan bujet 4 juta USD dan menghasilkan 147 juta USD. Begitu juga sekuel berikutnya.

Insidious, biaya produksi tak sampai 2 juta USD, bisa meraup pendapatan sebesar 97 juta USD. Begtu juga franchise Insidious kedua dan ketiga. “Saya suka gurauan bahwa membuat franchise itu tak ubahnya seperti membuat episode pilot dari sebuah serial. Selalu ada tantangan,” ucapnya di The New York Times.

Conjuring diproduksi sekuel keduanya, juga tidak terlepas urusan keuntungan yang menggiurkan dari produksi film bergenre horor. Bujet produksi 20 juta USD, Warner bisa mendatangkan 318 juta USD untuk peredaran film di seluruh dunia. Conjuring terbilang berbiaya produksi besar mengingat dukungan New Line dan Warner Bros.

“Jelas jauh berbeda, bekerja didukung studio besar dibanding dengan produksi indie,” ungkap lelaki kelahiran Malaysia dan berkewarganegaraan Australia ini. James paham kualitas produksi yang ia kejar. Ia ingin bisa membuat film-film horor klasik seperti Poltergeist (skenario ditulis Spielberg), Amytyville Horror atau The exorcist. Kesemuanya merupakan film horor dengan keleluasaan bujet produksi. “Jelas berbeda, mengerjakan produksi hanya 8-10 hari, dibanding film dengan waktu produksi 50 hari,” jelas kelahiran 1977 ini.

Conjuring 2, ia selesaikan dalam 50 hari syuting. Bujet juga sedikit lebih besar dibanding sekuel pertama. Namun sejujurnya, secara rasio justru film horor independen jauh lebih besar dalam menghasilkan keuntungan. Ia contohkan, Insidious sekuel pertama berbiaya 2 juta USD bisa mendatangkan untung 50 kali lipat. Atau film Saw  sekuel pertama secaa rasio untung seratus kali lipat.

Tapi melihat ulasan kritikus yang sudah menyaksikan film ini, mereka meyakinkan Conjuring 2 sengaja dibuat untuk mereka yang sudah imun menyaksikan film horor. Penonton film yang sudah tidak merasa takut atau tak ada lonjakan adrenalin. Rotten Tomatos saja memuji Conjuring 2. Masih banyak lagi kritikus yang biasanya nyinyir mengulas film horor, mereka pun ‘tabik’ atas kepiawaian James Wan menjadikan Conjuring 2 sebagai tontonan bertensi tinggi.

Kisah Conjuring memikat James Wan karena memang dialami pasangan suami istri Warren yang berprofesi paranormal dan pengusir hantu. Conjuring 2 ini juga mengambil kisah yang pernah dialami pasangan Warren di Inggris tahun 1977. “Menarik sekali bisa merasakan horor yang terjadi pada masa itu. Saya pun merasa terpacu setiap kali harus menaikkan tensi horor di setiap adegan. Dan rasanya gagal kalau tidak membuat penonton merasakan ketakutan yang sama dengan peristiwa masa itu,” ucap sutradara tersukses menyutradarai franchise Fast Furious. FF di sekuel ke-7.

Conjuring 2 dirilis 10 Juni 2016 untuk wilayah Indonesia. Ini mendahului jadwal edar di wilayah Amerika Utara. Juga China daratan yang kini menjadi penyumbang box-office yang mampu mengalahkan peredaran di Amerika Utara sendiri.

Conjuring 2  beredar di bulan Puasa, ini juga menjadi keunikan. Jaringan 21, biasanya tak mengedarkan film horor lokal maupun luar di bulan Ramadan. Kali ini perkecualian. Apakah Conjuring 2 bisa menjadi box office di bulan Puasa, ditunggu saja hasilnya.

(Sinemata/*)

 

    

 

 

Tags