My Stupid Boss: Menjual Kekonyolan, Menuai Keberhasilan

My Stupid Boss: Menjual Kekonyolan, Menuai Keberhasilan

Punya boss menyebalkan adalah mimpi buruk paling mengerikan bagi semua karyawan. Inilah mimpi buruk seorang kerani atau kepala administrasi di sebuah perusahaan di Malaysia. Meskipun sang bos, dipanggil Bossman, dan sang kerani adalah warna negara Indonesia, namun keduanya harus bekerja di Malaysia. Kisah kekonyolan sang bos dan stafnya di Malaysia inilah yang sukses ditulis novelnya oleh sang kerani dengan judul My Stupid Boss.

Novel best seller – mengalami cetak ulang – seakan mewakili banyak orang-orang yang bekerja di kantor. Selain bekerja di bawah tekanan, mereka juga kerap menjadi sasaran kekonyolan seorang bos. Relasi ini yang dipotret sang kerani. Banyak yang pernah mengalami kejadian yang sama, banyak yang juga merasakan kondisi yang sama. Wajar kiranya novelnya laris. Dan setiap kali menyaksikan orang membaca, minimal tersungging senyuman, klimaksnya ya tentu saja tertawa terbahak.

Lalu bagaimana dengan film adaptasi novel garapan sutradara Upi dan rumah produksi Falcon Pictures?

My Stupid Boss mengisahkan para pegawai di Malaysia Sinar Berjaya yang memiliki bos super ajaib. Bosman –diperankan Reza Rahadian -- selalu menganggap dirinya paling benar, pintar, dan paling demokratis. Berbanding terbalik dengan kenyataan.

Bosman memiliki banyak karyawan asli Malaysia yang selalu kesulitan berkomunikasi. Akibatnya, sulit bagi para karyawan seperti Sikin (Atikah Suhaime), Adrian (Bront Palarae), Mr.Kho (Chew Kinwah), Azhari (Iskandar Zulkarnain), untuk bisa memahami perintah sang bos. Celakanya, si bos ini kerap bicara dalam bahasa Indonesia atau malah Jawa. Aslinya, Bossman adalah seorang China Surabaya.

Kondisi akut ini sedikit cair ketika hadir wanita muda bernama Diana. Diana direferensi suaminya bekerja pada Bosman karena keduanya bersahabat. Sejak awal, relasi Diana sang kerani dan Bosman tak pernah akur. Bahkan keduanya kerap rebut. Kegilaan sang bos dan ketidakmauan si bos mengalah, menjadikan suasana kacau bin berantakan.

Puncaknya adalah tuduhan si bos terhadap penggelapan keuangan yang dilakukan Diana. Diana marah besar dan hendak mengadukan ke polisi. Diana sudah tak bisa menerima kegilaan Bosman mempermainnya. Nyatanya, ancaman Diana membuat Bosman menyadari kesalahan. Ia butuh Diana, ia butuh sang kerani membantu bisnisnya.

My Stupid Boss laris manis dalam peredarannya. Empat hari pertama sukses mengumpulkan 605 ribu penonton. Prestasi fantastis untuk kondisi perfilman Indonesia. Setelah AADC 2 yang sukses meraih 250 ribu penonton perhari, My Stupid bisa mengumpulkan 150 ribu penonton per hari. Bisa diperkirakan, film ini akan meraih 2 jutaan penonton.

Sebagai tontonan drama komedi, My Stupid Boss termasuk berhasil mengadaptasi novelnya. Tidak mudah merangkai fragmen kelucuan dalam novel menjadi kelucuan sebuah film. Ada beberapa lawakan yang garing, tapi banyak guyonan yang menggelitik saraf penonton. Bahkan melihat dandanan Bosman saja, sudah cukup mengundang senyum. Secara keseluruhan, keberhasilan memberikan ruh pada tokoh Diana atau si kerani menjadi sentral cerita, menjadikan My Stupid Boss memiliki daya pikat luar biasa.

Keterlibatan pemain lokal juga tim produksi Malaysia, menjadikan My Stupid Boss pun direspons luar biasa oleh penonton Malaysia. Mengingat latar cerita, tokoh-tokoh nyata yang ada, hingga guyonan a la Malaysia begitu banyak mewarnai film, menjadikan My Stupid Boss film yang bisa dinikmati di dua negara. Bisa diduga, My Stupid Boss bakal lebih lama beredar di Malaysia dibanding AADC 2. Dan sepertinya, pasar Malaysia menjadi daya pikat rumah produksi disini memperluas potensial penonton. Semoga saja usaha AADC, My Stupid Boss, berikutnya menyusul Spy in Love, membuka potensial penonton di luar Indonesia, membawa hasil.

 (SInemata/ TR)

Sutradara: Upi Avianto

Pemain: Reza Rahadian, Bunga Citra Lestari, Atikah Suhaime, Bront Palarae, Chew Kinwah, dan Iskandar Zulkarnain.

Tags