Bulan Terbelah di Langit Amerika 2: Bertoleransilah Agar Cinta Tak Terbelah
MENARIK memahami tag-line film Bulan Terbelah di Langit Amerika 2, yaitu ‘Apakah Muslim Penemu Amerika?’. Satu kalimat tanya yang sangat mengusik rasa ingin tahu. Rasa penasaran penonton inilah yang dipenuhi oleh pembuat film dalam menawarkan tema besar toleransi.
Banding juga dengan tag-line sekuel pertama Bulan, “Would the World be Better Without Islam?”. Kalimat tanya yang juga mengundang rasa ingin tahu penontonnya. Hasilnya, sebanyak 920 ribu penonton menyaksikan sekuel pertama Bulan. Jumlah penonton ini dianggap berhasil oleh rumah produksi Max Pictures. Maka dibuatlah sekuel kedua film ini.
Di sekuel kedua ini, tentunya, bukan sekadar jawaban atas pertanyaan fakta penemu benua Amerika saja yang ditawarkan Max Pictures. Toleransi, egoisme, ikatan relasi keluarga dan tentunya cinta menjadi cerita besar perjalanan Hanum dan Rangga di Amerika. Kali ini Getrude sang editor menugaskan Hanum untuk menuliskan artikel tentang imigran muslim China yang mendarat terlebih dahulu dibanding Columbus di tahun 1492. Mereka adalah suku Hui yang dipimpin Cheng Ho. Kebenaran sejarah ini yang harus dituliskan Hanum melalui nara sumber yang sudah dihubungi Getrude.
Penugasan ini pula yang membawa Hanum dan Rangga menuju San Fransisco. Mereka ajak Stefan karena di San Fransisco, Stefan bisa meraih cintanya pada Jasmine yang memilih merawat kandungannya.
Di San Fransisco, investigasi Hanum menemui masalah. Koin kuno suku Hui yang diperlihatkan Peter Chang ternyata diinginkan Su Yi dan adiknya. Mereka lah pemilik koin tersebut. Koin kuno itulah merupakan salah satu bukti kedatangan Cheng Ho dan suku Hui di pantai timur Amerika. Peter ingin menjualnya dan berharap uangnya bisa digunakan kembali ke China. Ia ingin melihat tanah leluhur juga makam ibunya.
Hanum juga bertemu Azima Hussein yang memilih kembali ke San Fransisco dan berharap bisa diterima Hyacintha Collins, sang ibu. Ternyata sang ibu sudah tak mengakui Azima dan putrinya sebagai keluarga. Masalah berikutnya tentu saja, relasi Stefan dan Jasmine yang sudah tinggal bersama lelaki lain. Lebih ganteng, lebih kaya, bahkan lebih pintar dibanding Stefan. Hanum dan Rangga pun masih menyimpan persoalan belum hadirnya anak.
Bulan 2 menjadi kisah lengkap merangkum dan menyatukan relasi tokoh-tokoh di film. Menyingkirkan ego, bersikap toleran, memaafkan dan mau mengerti pasangan menjadi jawab atas persoalan tokoh-tokohnya. Dan sudah galibnya drama religi, solusi positif menjadi pilihan ending yang sudah bisa ditebak. Bahwa kisah sejarah kedatangan muslim di Amerika menjadi bonus buat penonton Bulan 2. Diperlukan literatur dan penelitian jauh lebih pelik dibanding sekadar menyodorkan bukti koin kuno.
Bulan 2 terbilang mulus menggulirkan cerita para tokohnya. Meskipun ada sejumlah tanya muncul dari sekuen cerita yang dihadirkan. Misalnya, kepergian keluarga Peter Chang bersama bapak dan adik-adiknya saat Revolusi Kebudayaan, termasuk pengusiran suku Hui dari China. Usia Peter Chang dan adik-adiknya tidak sesuai dengan era revolusi saat mereka bermigrasi ke Amerika.
Secara keseluruhan, Bulan 2 cukup menghibur dan memenuhi hasrat ingin tahu soal kebenaran. Dengan pemain-pemain yang popular dan memiliki nilai komersial seperti Acha Septriasa, Abimana Aryasatya, Fino Fernandes, Hanna Al Rashid, Ira Wibowo, Rianti Cartwright, rasanya mudah bagi Bulan 2 mengundang penontonnya.
(Sinemata/ *)
Sutradara: Rizal Mantovani
Pemain:
Acha Septriasa, Abimana Aryasatya, Fino Fernandes, Hanna Al Rashid, Ira Wibowo, Rianti Cartwright, Hailey Franco, Boy William, Yeslin Yang