THE GUYS: Ramuan Yang Sama Mengundang Penonton dan Masih Sukses!
UNIKNYA film Raditya Dika -- sebagai sutradara ataupun pemain -- adalah kemampuannya mendatangkan penonton. Rasanya begitu mudah mencetak box office, sementara film lain harus ngos-ngosan mendorong penonton masuk bioskop. Padahal, tidak semua filmnya berkategori bagus. Termasuk The Guys ini.
Pengulangan cerita, karakter yang tidak berubah, adegan yang sudah bisa ditebak. Bahkan sekuen film bak menjahit fragmen-fragmen kelucuan. Ternyata semua ini begitu dinikmati penonton remaja. Mereka berbondong-bondong untuk menikmati tokoh jomblo yang kerap dinista cinta. Atau cari pelarian dan berkeluh kesah setelah gagal kencan atau dapatkan pacar. Begitulah film-film Raditya Dika yang sebagian besar populer lewat novel-novelnya.
Manusia Setengah Salmon, Cinta Brontosaurus, Marmut Merah Jambu, Koala Kumal, merupakan novel yang juga laris sebagai film Radiya Dika. Dan nyaris dari judul-judul yang disebut, sosok sebagai jomblo yang sering patah hati atau sering dinista lawan jenis, menjadi ciri khas tokoh yang dimainkan Raditya Dika. Meski stereotipe, tapi kok ya tetap laris film-filmnya!
The Guys memang tidak sefenomenal Single atau Hangout dalam meraih jumlah penonton. Bisa jadi mulai muncul kejenuhan terhadap film-fim bergenre drama komedi romantis yang ditawarkan Raditya Dika. The Guys juga sesungguhnya tak istimewa, begitu banyak twist cerita yang sebenarnya tak fokus dan tak diperlukan.
Bahwa pada akhirnya yang menjadi semangat film ini adalah kawanan the guys yang menyentuh nilai-nilai persahabatan. Hanya muncul di sepertiga akhir cerita. Justru cerita yang dibangun adalah hubungan cinta Alfi dan Amira, cinta ibu Alfi dan bapak Amira, juga cinta sahabat Alfi yang ‘menyedihkan’. Bukan menjadi twist pendukung cerita utama tentang persahabatan Alfi, Rene, Aryo, dan Sukun.
Di akhir cerita misalnya, penonton dipaksa untuk ikut meratapi kepergian Sukun yang kembali ke Thailand. Keempatkan harus bersedih ketika persahabatan sebagai teman kos dan teman senasib di kantor, harus berakhir dengan kepergian Sukun.
The Guys bercerita tentang Alfi yang bercita-cita keluar kantor dan punya usaha sendiri. Bekal kekreatifan dan pekerjaan yang disenangi, meyakinkan Alfi bisa bertahan. Ia harus meninggalkan sahabat-sahabatnya. Termasuk cewek yang mencintainya, Amira.
Ternyata Amira adalah anak bos Alfi, Pak Jeremy. Cinta Amira dan Alfi terkendala, karena Pak Jeremy jatuh hati pada Bu Yana, ibu Alfi. Alfi memilih mengalah tidak melanjutkan cintanya, agar sang ibu bisa meneruskan hubungannya dengan Pak Jeremy. Bagaimana pengorbanan Alfi meninggalkan Amira demi cinta Pak Jeremy kepada Bu Yana, menjadi cerita lain yang masih relevan dalam mendukung cerita persahabatan Alfi, Rene, Aryo, dan Sukun. Selebihnya, sekadar hadir untuk memancing tawa dan empati sebagaimana tokoh jomblo yang kerap dimainkan Raditya Dika.
Mungkin, bisa saja ada yang salah dengan saraf tawa, bagi mereka yang tidak terhibur guyonan Raditya Dika. Dan tidak bisa menjadi bagian dari mereka-mereka (penonton) yang terbahak ngakak setiap kali melihat adegan yang sesungguhnya biasa saja. Layak kiranya diperiksa kadar skeptisme penonton seperti ini, termasuk penulis!
(Sinemata/ *)
Sutradara: Raditya Dika
Pemain: Raditya Dika, Pevita Pearce, Widyawati, Tarzan, Pongsiree Bunluewong, Mathino Lio, Indra Jegel, Baifem Pimchanok