Winnie the Pooh Dilarang di China?
WINNIE the Pooh terimbas viral di media sosial di China. Gara-gara menampilkan perbandingan fisik Presiden Obama berjalan berdampingan dengan Presiden China Xi Jinping. Film Winnie the Pooh pun terkena imbas, dilarang beredar di China. Kok bisa?
Selintas memang terdengar aneh dan sulit dipahami. Pelarangan Winnie terkait meme – gambar, foto atau karikatural yang disebarkan melalui internet dan menjadi pembicaraan. Meme yang dipermasalahkan pemerintah China, di antaranya menyangkut gambar animasi Pooh sedang berjalan bersama Tiger. Tiger yang kurus dan Pooh yang gendut, berjalan berdampingan.
Kebetulan, saat Presiden Obama berjalan bersama Presiden Xi Jinping, tertangkap kamera wartawan. Pose dan posisi Obama berjalan bersama Presiden China Xi Jinping pun sama. Keduanya berdampingan. Badan Obara yang kurus diibaratkan sebagai Tiger dan badan Presiden Xi yang gendut diibaratkan sebagai Pooh. Foto perbandingan inilah dianggap sebagai olok-olok terhadap sang Presiden.
Tidak hanya foto dan meme berdampingan itu saja. Meme berikutnya adalah pose Pooh berjabat tangan dengan Eeyore. Eeyore digambarkan sebagai Perdana Menteri Shinzo Abe. Celakanya, ekspresi wajah, pandangan mata hingga komposisinya sama persis. Keengganan Pooh menjabat tangan Eeyore, juga dipersepsikan sebagai keengganan Presiden Xi menjabat PM Abe. Ini mengingat sejarah masa lalu kedua negara, termasuk konflik kepulauan antara kedua negara yang tengah memanas.
Pemerintah China menganggap bahwa meme-meme yang muncul untuk merongrong kewibawaan Presiden Xi. ‘Guyonan’ warganet (netizen) harus disikapi karena dianggap sudah keterlaluan. Dan paling mudah adalah melarang peredaran film Winnie the Pooh termasuk serial televisi. Tidak layak merisak simbol negara dengan karakter atau tokoh kartun, sangat sarkas sekali apabila menyangkut fisik.
Bagi warganet meme tersebut sangat mengena. Apalagi bila dikaitkan dengan kebijakan pemerintah China yang dikit-dikit main larang, main sensor dan bila perlu memenjarakan pelaku. Bagi warganet, media sosial menjadi sarana ampuh mem-viralkan sindiran, kritik atau protes.
(Sinemata / Ron)