Sunyi: Sepi Sekolah yang Merenggut Jiwa
DIADAPTASI dari film laris Korea berjudul Whispering Corridors, Sunyi lumayan direspons penonton. Tidak dalam gegap gempita film horor sukses, tapi cukup bagus untuk film horor yang dari sisi ceritanya tak istimewa.
Sunyi rapi dalam penggarapan. Cerita yang mudah dinikmati, alur yang tak rumit cenderung linier, juga tak terlalu mengobral adegan mencekam atau mengagetkan. Pembuat Sunyi bisa dibilang memilih memanfaatkan ruang kosong di luar tangkapan kamera. Penonton dipaksa menerka-nerka kehadiran hantu atau memedi. Tentu saja bikin penonton kerap kecele.
Whispering Corridors sebenarnya tak seram-seram amat. Ia memanfaatkan kesenyapan dalam membangun ketakutan penonton. Bahkan nyaris tanpa kehadiran setan atau hantu yang menakuti korban sebelum menemui ajal. Whispering lebih pas disebut sebagai drama misteri. Film produksi tahun 1998 ini sempat ditawarkan ke stasiun TV di Indonesia, tapi menyaksikan keseramannya yang tidak maksimal, tak ada stasiun TV yang mengakuisisi.
Sangatlah aneh juga apabila rumah produksi membeli hak cerita film horor yang sebenarnya tak seram-seram amat. Kecuali untuk tujuan bisnis dengan memperluas kemungkinan peredaran film Sunyi di Korea. Toh, cerita film Sunyi juga jauh berbeda dibanding Whispering. Sunyi juga memilih isu bullying sebagai jualan dan selalu digaungkan di setiap kampanye film ini.
Sunyi bertutur tentang Alex yang enggan bersekolah di SMU Abdi Bangsa. Selain dikenal sebagai sekolah yang memberlakukan sistem senioritas, Abdi Bangsa juga tempat almarhum ayah Alex bersekolah. Bullying sudah menjadi tradisi dalam menekan yunior dan melakukan persekusi. Pernah terjadi kematian, namun sekolah menutupi kejadian. Bahkan ada siswi yang karena kekejamannya sampai dijuluki Cindy Sadis. Tiga nyawa melayang di masa Cindy bersekolah.
Alex yang mengalami penindasan oleh tiga seniornya, Andre, Erika dan Fahri. Guru-guru di sekolah juga melindungi kawanan Andre, kecuali sang kepala sekolah baru yang ingin menegakkan peraturan sekolah. Satu per satu korban tewas. Fahri yang pertama, hantu perempuan mendorongnya dari lantai atas sekolah. Alex bisa melihat peristiwa kematian Fahri.
Kematian yang terjadi dikaitkan dengan Alex. Setiap kali mereka selesai mempersekusi Alex, kematian terjadi. Begitu juga kematian Erika.
Satu-satunya siswi yang dekat dengan Alex adalah Maggie. Maggie menjadi teman Alex berbagi cerita, termasuk setiap kematian yang dilihat Alex. Alex akhirnya menyadari, Maggie-lah gadis misterius yang punya keterkaitan dengan Cindy Sadis.
(Sinemata/ AMI)
Sutradara: Awi Suryadi
Pemain: Angga Aldi (Alex), Amanda Rawles (Maggie), Arya Vasco (Andre), Naomi Paulinda (Erika), Teuku Rizki (Fahri)