27 Steps of May: Merasakan Getirnya Penyintas Kerusuhan Mei

27 Steps of May:  Merasakan Getirnya Penyintas Kerusuhan Mei

SELAMA delapan tahun May (Raihaanun) menyandang trauma yang membekas begitu dalam. Luka batin yang ia alami saat berumur empat belas tahun. Bapak May (Lukman Sardi) terpukul. Ia menyalahkan dirinya karena tak mampu melindungi sang anak. Ia hanya bicara dengan kurir pengepul boneka. Sebagai petinju, ia melampiaskan kemarahannya dengan bertarung. Sementara May menarik diri sepenuhnya dari dunia luar. Hingga akhirnya ia bertemu seorang pesulap melalui celah kecil dinding kamarnya. May mulai berani menghadapi traumanya.

Potongan cerita di atas merupakan sinopsis film 27 Steps of May. Film karya Ravi Bharwani dan penulis Rayya Makarim. Mereka juga turut memproduseri bersama Wilza Lubis. Selain Raihaanun dan Lukman Sardi, Ario Bayu dan Verdi Solaiman juga ikut bermain peran di sini.

Sepuluh tahun setelah Jermal (2008), kolaborasi Ravi Bharwani dan Rayya Makarim melahirkan film 27 Steps of May. Awalnya banyak menimbulkan tanya penonton. Kenapa film tidak tayang 27 Mei, seperti judul filmnya? Tanggal 27 April, itu pun hari Sabtu, bukan hari rilis film Indonesia kebanyakan. Nggak lazim!

Pihak rumah produksi ternyata memilih jadwal lebih awal daripada tayang di Ramadan. Alasannya, penonton bioskop turun drastis di bulan puasa.Utamanya penonton film Indonesia. 

Secara keseluruhan film 27 Steps cukup menarik. Film ini minim dialog. Cerita tampil dalam bentuk visual, alih-alih verbal. Dialog minim hanya terjadi pada adegan sang Bapak dan kurir. Juga menjadi momen bernapas sejenak sebelum masuk ke adegan intens selanjutnya. Pendekatan yang diambil ini dapat diakui berhasil. Juga memberi perspektif baru pada penonton tentang penyintas kekerasan seksual yang hidup dalam sunyinya trauma.

Penggunaan semiotika dalam film dipertimbangkan dengan baik dan mampu dimengerti penonton. Kerja departemen kreatif juga sangat terlihat dalam membedakan hidup May dan Bapak. Hidup May monoton dengan palet warna polos dan kelabu. Sedangkan sang Bapak lebih punya warna dalam hidupnya meski terbebani rasa bersalah yang besar.

It is the journey, not the destination. Meskipun calon penonton sudah tahu ceritanya dari sinopsis, pengalaman menontonnya tidak akan terlupakan. Penonton turut melihat perubahan-perubahan kecil pada May. Atau kata sang Kurir, “Progres!”

Akting semua pemain, utamanya Raihaanun dan Lukman Sardi juga menjadi tontonan yang sangat menarik.

Film 27 Steps of May awalnya terinspirasi dari kisah korban perkosaan kerusuhan rasial Mei 1998. Namun pembuat film memilih tidak menjadikannya film politis. Sebaliknya, pendekatan yang diambil lebih personal. Karena itu drama relasi ayah dan anak menjadi cara pandang merasakan kepahitan peristiwa. Riset panjang selama lima tahun membuat materi film matang. Perubahan-perubahan kecil pada Mei terlihat jelas dan logis. Peristiwa traumatis di 27 Steps juga harus dipertimbangkan bagi penyintas yang ingin menyaksikan film ini. Setidaknya, untuk menghindari trauma masa lalu.

Film 27 Steps of May sudah mondar-mandir di festival film luar negeri. Raihaanun meraih penghargaan sebagai Aktris Pilihan dan Skenario Pilihan pada Festival Film Tempo 2019, serti di ajang ASEAN International Film Festival Awards (AIFFA) 2019.

(Sinemata/ ANH)

Sutradara: Ravi Bharwani

Pemain:

Raihaanun, Lukman Sardi, Ario Bayu, Verdi Solaiman

Tags