Anna: Femme Fatale, Gak Pake Kompromi!
SEPERTINYA Luc Besson ingin Anna bisa jadi blockbuster filmnya. Ia tulis naskahnya sendiri, ia juga sutradarai sendiri. Sama seperti film sebelumnya Valerian and the City of a Thousand Planets. Berhasil? Tidak!
Anna bahkan lebih jeblok ketimbang Valerian. Ada yang salah? Banyak.
Anna tidak jauh berbeda dibanding film-film drama laga garapan maupun yang diproduseri Luc Besson kebanyakan. Formula perempuan atau lelaki lemah dan tertindas di awal cerita, berubah ganas dan jagoan mematikan, sudah menjadi referensi penonton sebelum menyaksikan fllm garapan Besson. Sebut saja Lucy, Columbiana, Bryan Mills (Taken), Frank Martin (Transporter), Leon, Nikita, dan masih banyak lagi, punya stereotipe. Nyaris sama dalam mengemas cerita maupun tema, termasuk karakter hero sang jagoan utama.
Anna juga dihadirkan tak jauh beda seperti Cataleya di film Lucy, sedikit lebay seperti Lucy. Anna jadi sosok jagoan setelah sebelumnya mengalami penindasan. Perempuan tanpa daya yang bermetamorfosa jadi jagoan susah mati. Luc Besson nyaris mengusung cerita hingga adegan laga nyaris berulang. Klise!
Anna selalu bernasib buruk, ia mengalami kekerasan rumah tangga. Dan hanya dimanfaatkan sebagai pemuas belaka. Nasib berubah ketika Anna menerima tawaran agen KGB, Alexander Tchenkov. Dalam satu tahun KGB berhasil melahirkan agen rahasia perempuan paling mematikan. Femme Fatale!
Untuk membunuh lawan politik, orang-orang Rusia yang tak dimusuhi negara, pedagang pasar gelap, juga agen rahasia negara, KGB tinggal perintahkan Anna. Anna tak ubahnya mesin pembunuh bagi dinas rahasia Rusia (masih bernama Sovyet). Selama menjalani aksi spionase, Anna disusupkan sebagai model di Paris.
Menjadi mesin pembunuh pada akhirnya menyadarkan Anna, bahwa hidupnya sama saja seperti sebelum direkrut sebagai agen rahasia. Tetap saja hidupnya tak bebas. Ia hanya mengikuti perintah atasan. Anna tak punya kehidupan pribadi. Anna memilih berontak. Ia ingin bebas menentukan jalan hidupnya. Punya kebebasan, termasuk dalam kehidupan cinta. Double cross atau jadi agen ganda.
Di era perang dingin, pertikaian Uni Sovyet-Amerika kerap memanas. Selain itu, kedua negara juga kerap saling mematai. Anna melihat peluang ini, termasuk meluluhkan hati dua agen masing-masing negara.
Banyak twist cerita di bagian aksi jadi agen ganda ini. Kadang susah tertebak. Tapi yang mafhum film-film Besson, setidaknya bisa melihat kea rah mana petualangan Anna akan berakhir. Yang jelas Anna sangat menghibur. Sayang gagal dalam mengajak penonton berbondong ke bioskop. Anna flop dan menambah lagi daftar catatan buruk film karya Luc Besson. Bayangkan, film bermodal 30 juta USD, hanya balik sekitar 10 juta USD. Tekor abis!
(Sinemata/ AMI)
Sutradara: Luc Besson
Pemain: Sasha Luss (Anna Poliatova), Helen Mirren (Olga), Luke Evans (Alexander "Alex" Tchenkov), Cillian Murphy (Leonard Miller), Lera Abova (Maud), Alexander Petrov (Petyr), Nikita Pavlenko (Vlad)