Midsommer: Teror Akal Sehat Demi Kelangsungan Tanah Leluhur

Midsommer: Teror Akal Sehat Demi Kelangsungan Tanah LeluhurKADANG overrated juga ngasih rating film, Sembilan atau sedikitnya delapan dari skala 10. Dan saat ini sering dilakukan banyak reviewer. Midsommar ada yang memberi rating delapan lebih. Untuk film horor teror mental – psikologikal horror --  seperti Midsommar, rasanya berlebihan.

Midsommar memang punya cerita unik, penuh misteri, teror terhadap rasa ingin tahu, hingga keanehan perilaku sekelompok warga yang mengisolasi hidup mereka. Konon mereka adalah pewaris aliran Pagan, sedikit animis, tapi meyakini ada yang berkuasa di semesta ini. Mereka melakukan upacara pemujaan yang disebut midsommar ini dalam kurun 90 tahunan. Nyerempet-nyerempet dikit antropologi kepercayaan. Kisah fiktif ini yang coba dijejalkan sutradara Ari Aster sebagai realita kepada penontonnya. Fakta yang coba diyakinkan bahwa semua keunikan misteri perayaan berlangsung di benua yang menjunjung akal-sehat.

Pembuat Midsommar harus diakui mempu menjaga pace, tempo film yang perlahan menyeret curiosity penonton. Misteri di balik upacara midsommar pada akhirnya menjadi teror mental penontonnya. Dan penonton – yang memberi rating berlebih tadi – merasa terseret masuk ke dalam realita cerita. Padahal, banyak bagian cerita malah bikin senyum karena kadar lebay-nya. Misalnya saat memilih May Queen setelah melewati ujian maypole dance.  

Di kompetisi Maypole dance, peserta cewek dengan gaun putih mengitari tonggak kayu dan yang mampu bertahan menari dinobatkan sebagai May Queen. Adegannya mirip lomba berebut kursi dengan lagu-lagu dangdut di acara tujuhbelasan. Begitu pun  soal menjaga keberlangsungan warga Helsingland, mereka lakukan ritual seks dengan mencari lelaki pilihan yang ditentukan mempelai perempuan. Ritual-ritual terkesan aneh ini malah jadi teror tersendiri bagi penonton Midsommar. Belum lagi musik pengiring  di banyak adegan, dihasilkan dari koor warga pelaku ritual, menjadikan Midsommar makin misterius. 

Midsommar harus diakui sangat menarik membangun cerita hingga menuju dramatik hingga akhir cerita. Bak lapisan bawang, satu demi satu misteri terbuka, hingga adegan dramatik, sekaligus klimaks cerita. May Queen sudah didapat dan ada pemenangnya. Ritual seks berlangsung dan telah ditentukan lelaki terpilih. Hingga Sembilan korban yang akan menjalani ritual dibakar hidup-hidup setelah mereka dilumpuhkan. Kurang lebihnya kisah ritual 90 tahunan ini dikubur bersama korban, dunia luar tidak akan pernah tahu keanehan ritual penghuni Helsingland. 

Midsommar menjadi film banyak dipuji, ya cenderung overrated itu tadi, bisa jadi karena keunikan, daya pikat cerita yang membuat penonton kudu mengikuti cerita sampai tuntas, meski bokong kudu geser-geser terus karena tak nyaman dengan adegean yang hadir. Mental yang merasa terteror karena harus menunggu peristwa kejutan yang dihadirkan pembuat film. Wajar Midsommar menerima pujian dengan sederet kelebihan itu tadi.

Tapia pa iya rating review yang diberikan bisa sampai nyundul melewati poin delapan, bahkan mendekati sembilan. Rasanya berlebihan. Kalau di atas rata-rata, iya betul dan masuk akal. Bahwa Midsommar mampu menjadi film block buster, mampu melipat gandakan modal produksi, harus diakui kehebatannya. Modal 10 juta USD, mampu meraih pemasukan hingga 38 juta USD  sudah membuktikan Midsommar sebagai film menarik!

(Sinemata/ AMI)

 

Sutradara: Ari Aster

Pemain:

Florence Pugh (Dani Ardor), Jack Reynor (Christian Hughes), William Jackson Harper (Josh), Vilhelm Blomgren (Pelle), Will Poulter (Mark), Ellora Torchia (Connie), Archie Madekwe (Simon), Björn Andrésen (Dan)

Tags