Bebas: Nestapa dan Hepi di Setiap Reuni
MEREKA yang punya frekuensi sama saat menikmati suka cita masa SMA, akan hepi menyaksikan film Bebas. Ada masa-masa ketika persahabatan punya nilai luar biasa, hingga layak dikenang. Ada kalanya perpisahan menjadi kesedihan yang gak berkesudahan. Memori yang melekat kerap terbawa sampai mati. Film Bebas mengambalikan kenangan mereka-mereka yang punya cerita masa lalu.
Bebas menjadi menarik ketika dua generasi yang terpisahkan selama 20an tahun kembali ngumpul. Kisah masa-masa SMA, berkelindan dengan problematika ketika mereka sudah berkeluarga dan lama tak bertemu. Perjumpaan tak sengaja antara Vina (Panduwinata) dan Krisdayanti menjadi pembuka kisah masa lalu geng Bebas. Krisdayanti yang batas usianya sudah dipatok dokter karena penyakitnya, ingin bertemu kawan-kawan geng. Vina berjanji akan mengumpulkan mereka.
Sejak awal pembuat Bebas juga sudah planting cerita, Vina yang cukup makmur, sebenarnya juga punya masa lalu yang butuh jawaban. Ada sisa kenangan yang ibarat puzzle kudu dilengkapi. Bukankah kenangan masa lalu juga kerap menyisakan pertanyaan? Dan untuk menyambung kepingan cerita tersisa, ya harus menemukan kepingan cerita yang tercecer. Demi memuaskan hasrat rasa ingin tahu atau rasa tak puas dengan yang diterima masa kini, Vina keluar dari zona nyaman-nya. Dan cerita bagian ini sudah dihadirkan lewat kemurungan wajah Vina yang punya kehidupan ideal.
Masa SMA harus diakui menyimpan banyak kenangan. Semua generasi sepakat bahwa masa-masa SMA menjadi masa paling membahagiakan nan tak terlupakan. Reuni paling riuh bisa jadi saat berkumpul bersama teman-teman SMA. Masa SMA juga begitu lengkap menyimpan cerita. Jatuh cinta, romantisme cinta, dikadali cowok, masa-masa persaingan antar-teman, antar-geng, sampai tawuran jalanan, terjadi di masa-masa SMA. Relasi dengan orangtua, untuk remaja-remaja usia labil, tentu menyimpan banyak cerita. Yang ‘serba-pertama’ ini juga menjadi kisah menarik film Babas.
Vina, Krisdayanti, Jessica, Suci, Gina dan Jojo, anggota geng Bebas yang disatukan karena kebahagiaan. Mereka bahagia bisa melawan geng cewek lain, mereka bahagia bisa menari bersama, ngumpul gak jelas, bahkan masih hepi-hepi saja ketika diminta keluar dari sekolah. Tentu saja, suka cita, kelucuan, keriuhan ngegeng menjadi porsi menarik pembuat film Bebas. Begitu banyak yang bisa menjadi bahan cerita, semuanya jadi semacam share experiences. Itu sebabnya, semestinya film Bebas disambut riuh penonton. Toh dari sisi teknis-filmis, film Bebas juga tak mengecewakan visual, tempo, musik sangat detail dalam penggarapan. Taburan soundtrack film Bebas mengajak penonton menyanyi bersama juga sangat menghibur.
Pembuat film Bebas, mengemas banyak bagian montage menjadi lintasan cerita dengan bumbu lagu-lagu populer penuh nostalgi. Tidak hanya kenangan masa lalu melintas, lagu-lagu OST makin menguatkan satu frekuensi nostalgia masa lalu antara penonton dan film.
Tapi kenapa film Bebas gagal menjadi film blockbuster dengan jutaan penonton? Bersaing dengan film box office, tentu penonton lebih rela beli tiket film Joker, dibanding Bebas. Masuk akal! Tapi bukankah, film Ada Apa dengan Cinta 2? juga sanggup mematahkan dominasi film summer Marvel pada saat rilis? Dan jadi film box office. Film Bebas juga bertabur bintang remaja dan dewasa. Sutradara-produser, Riri Riza dan Mira Lesmana, biasanya paham membidik penonton film-film mereka. Nyatanya Bebas kesulitan mendorong penonton datang ke bioskop.
Tapi buat yang belum nonton nih film, rasanya punya alasan kembali bernostalgia. Film Bebas juga jadi alasan mengundang sahabat lama, sobat geng, kawan bandel, teman mesra, menikmati kegilaan masa lalu. Buruan!
(Sinemata/ AMI)
Sutradara: Riri Riza
Pemain: Maizura (Vina SMA), Sheryl Sheinafia (Kris), Agatha Pricilla (Jessica), Lutesha (Suci), Zulfa Maharani (Gina), Baskara Mahendra (Jojo), Marsha Timothy (Vina dewasa), Susan Bachtiar (Kris), Indy Barends (Jessica), Widi Mulia (Gina), Baim Wong (Jojo)