Gemini Man: Panggung Pertikaian Manusia Kloningan
CERITA jagoan ketemu kembaran hasil kloning, bukan di Gemini Man saja. Sudah pernah ada beberapa film sebelumnya, sebut saja The Matrix Reloaded dengan ratusan lelaki berjas. The Island, Alien Covenant, The One-nya Jet Li, Star Trek: Nemesis. Cerita juga klise. Siapa yang unggul, manusianya atau hasil si hasil kloning-an. Isu pun sama, berjuang untuk kebaikan dan kejahatan.
Gemini Man rada istimewa melibatkan Will Smith sebagai pemain utama yang biasanya main jadi hero selalu slengek-an. Di Gemini, karakternya berbeda. Will berperan sebagai Henry Brogan, seorang snipper tak tertandingi dalam mengeksekusi target. Ia selalu jadi pilihan utama operasi rahasia pemerintah. Henry sekaligus dimusuhi. Disuka ketika berhasil menjalankan misi negara, dimusuhi ketika ia dianggap sebagai ancaman misi negara dengan semua rahasia yang ia miliki.
Gemini Man juga punya harapan lebih ketika ada nama Ang Lee sebagai sutradara. Banyak ekspektasi dialamatkan padanya. Kekuatan emosi yang bakal hadir, menyentuh dan dialog-dilaog yang tentunya bernas dan kuat. Termasuk kemampuan menghasilkan adegan laga yang luar biasa. Crouching Tiger contoh paling klasik. Atau Life of Pi yang sangat menyentuh dan sangat filosofis. Belum lagi Brokeback Mountain yang sangat kuat dalam mengubah stigma kejantanan kehidupan koboi. Semua modal dipunyai Ang Lee untuk menggarap Gemini Man, dan tidak menjadikannya seperti B-movie.
Tak semua harapan bisa dipenuhi Gemini Man. Nyatanya, Gemini benar-benar klise dan tak menawarkan kebaruan, baik dari sisi cerita, tema maupun isu yang diusung. Adegan laga yang dipertontonkan Will Smith juga tak ada kemasan istimewa. Barangkali sedikit menarik menyaksikan pertikaian antara Henry lawan kloningannya saat adu skill berondongan senjata otomatis, ‘medan perang’ yang berpindah-pindah negara di banyak lokasi. Ibaratnya, banyak negara jadi panggung pertikaian Henry dan kloningannya.
Setelah dirilis, Gemini Man juga terseok dalam menembus jajaran box-office. Untuk mengembalikan modal produksi sebesar 135 juta USD saja masih kedodoran. Padahal, Gemini bersaing menghadapi film-film besar tapi tak luar biasa. Misalnya saja Maleficent, Zombieland, Adams Family atau Joker yang lebih awal dalam perilisan. Gemini Man diperkirakan bisa mengembalikan modal produksi, namun tak sebanding untuk film yang sudah dikemas menggunakan berbagai teknologi, mulai 3D hingga audio menawan.
Henry Brogan sebenarnya sudah ingin pensiun. Bidikan terakhirnya memperlihatkan kemampuannya sebegai eksekutor kelas wahid. Bisa dibayangkan dilemma yang dihadapi Henry, saat dibidik di belakang si target ada anak kecil. Di saat yang sempit, kereta yang ditumpangi korban akan memasuki terowongan. Mustahil membunuh korban. Butuh keberanian mengeksekusi target atau kehilangan peluang. Jarak ratusan meter juga bisa menambah risiko kegagalan tembakan Henry. Nyatanya ia berhasil.
Selesai?
Ini awal cerita yang menjadi kelindan masalah. Korban tewas bukan teroris seperti yang diucapkan agen pemerintah. Ternyata ia ilmuwan terakhir yang berhasil menemukan metode kloning manusia dengan hasil sempurna. Kloningan sempurna inilah yang sekarang memburu Henry Brogan. Sang kloning ini merupakan bagian dari proyek rahasia Clay Varris yang disebut proyek Gemini.
Junior, si manusia kloning, selain lebih hebat dibanding Henry, ia lebih mudah dikendalikan, tak punya masa lalu, tak sentimental dan mati rasa dalam urusan membunuh. Junior jadi pembunuh sempurna dalam menjalankan proyek-proyek rahasia pemerintah. Termasuk menyingkirkan Henry.
Mampukah pembunuh sempurna, mengakhiri karir pembunuh renta yang ingin pensiun?
Sutradara: Ang Lee
Pemain:
Will Smith (Henry Brogan / Junior), Mary Elizabeth Winstead (Danny Zakarweski), Clive Owen (Clay Verris), Benedict Wong (Baron), Douglas Hodge (Jack Willis), Ralph Brown (Del Patterson), Linda Emond (Janet Lassiter)