Hitman: Agent 47

Hitman: Agent 47

Reboot Mengulang Resep Sukses

ANGGAPAN film lanjutan (sekuel) lebih jelek dibanding produksi awal, sepertinya berlaku untuk film Hitman: Agent 47. Sekuel awal, Hitman (2007), sukses produksi maupun penjualan. Produksi murah, untung berlimpah. Berbeda dibanding sekuel kedua yang terseok secara kualitas dan penjualan. Sebagian penonton malah menyebut dua film ini tak berkelanjutan ceritanya. Agent 47 boleh disebut sebagai reboot, cerita ulang. 

Kisah masih seputar agen kloningan, Agent 47 yang harus menyelamatkan Katia, anak Dr Delriego. Delriego dikenal sebagai penemu genetika para agen super ini. Delriego menutup proyek manusia kloning dan menghilang. Delriego diburu kelompok Syndicate yang ingin menghidupkan kembali proyek agen berkemampuan sempurna ini. Selain itu Katia menyimpan rahasia kloningan sang ayah. Agent 47 punya tugas mempertemukan Katia dan ayahnya, serta membantu Katia menemukan kekuatan dirinya. Hasil kloning sempurna sesungguhnya ada di diri Katia.

Cerita Hitman: Agent 47 termasuk klise, tidak terkecuali koreografi laga yang disajikan lumayan keras. Komputer grafis yang kadang tidak sempurna, seolah mengembalikan imajinasi bahwa Hitman pernah hadir sebagai sebuah games.

Satu hal yang menarik tentunya lokasi syuting Hitman yang dilakukan di Singapura. Sudah pasti ini bagian dari promosi negeri Singa memasarkan diri sebagai lokasi syuting. Salah satunya ikon terbaru mereka, Singapore Garden yang menjadi latar adegan pertemuan Delriego, Katia dan Agent 47. Seperti halnya, Alibaba yang telah mensponsori film Mission Impossible: Roque Nation, wilayah Asia telah menjadi magnitude bagi Hollywood. Ya produknya, ya duitnya, ya lokasi syutingnya!

(Sinemata/*)

Pemain:

Rupert Friend (Agent 47), Rolf Kanies (Delriego), Hannah Ware (Katia)

Sutradara: Alexander Bach

Tags