Aach...Aku Jatuh Cinta: Perubahan Zaman yang Mengacaukan Cinta
BUKAN Garin Nugroho kalau filmnya tidak membawa pesan buat penontonnya. Film romantis tidak melulu urusan cinta yang bikin termehek-mehek bak opera sabun. Aach... Aku Jatuh Cinta (AAJC), ternyata menjadi penanda perubahan zaman pada masanya. Cinta hanyalah akibat dari segala perubahan.
Perubahan zaman apa yang ada di film AAJC?
Selama tiga dekade banyak penanda perubahan zaman bisa dicatat. Tahun 1970-an misalnya, begitu banyak barang-barang konsumsi masuk melalui euforia iklan TV dan menggusur produk tradisional. Minuman limun buah kalah bersaing dibanding minuman bersoda. Akibatnya banyak pabrik limun buah bangkrut. Orang tua Rumi (Chicco Jerikho) adalah pemilik pabrik limun buah yang bangkrut. Gara-gara pabrik bangkrut, rumah tangga keluarga Rumi berantakan.
Begitu juga bapak Yulia yang menjadi tukang servis alat-alat elektronik. Membanjirnya barang elektronik murah dan mutakhir, mengakhiri pekerjaan tukang servis. Gara-gara itu pula, bapak Yulia memilih meninggalkan ibunya. Jadilah ibu Yulia janda tanpa kesiapan, menjadi penopang ekonomi keluarga.
Tahun 1980-an, masa demonstrasi mahasiswa, juga digambarkan Garin Nugroho ikut mempengaruhi romantisme Rumi dan Yulia. Akibat sering ikut demo, kampus Rumi digrebek tentara. Botol pesan cinta untuk Yulia yang selalu dibawa Rumi, dikira bom molotov oleh tentara. Peristiwa ini yang memisahkan Rumi dan Yulia untuk waktu yang lama. Termasuk kalimat-kalimat yang diucapkan teman-teman Yulia, bahwa setelah masa demonstrasi selesai, sebagian teman-teman mereka menduduki posisi empuk di pemerintahan. Sementara Yulia belum juga menemukan keberadaan Rumi.
Banyak penanda zaman yang hadir di film Garin Nugroho. “Hampir semua aspek kehidupan saling mempengaruhi. Sekecil apapun guncangan dan perubahan yang terjadi. Selalu ada riak-riak yang menyebar. Termasuk guncangan terhadap kehidupan cinta. AAJC menghadirkan peristiwa-peristiwa tersebut,” jelas sutradara Garin Nugroho.
(Sinemata/*)