Livi Zheng: Film Keempatnya Akan Diproduksi di Indonesia
BRUSH With Danger (2014) memang bukan produksi studio besar Hollywood. Jadi ketika didistribusi di Amerika, tidak banyak layar yang mereka dapatkan. Tapi apapun hasilnya, Brush sudah dikonsumsi penonton Amerika. Bahwa Livi Zheng sudah menunjukkan film-maker Indonesia bisa berproduksi dan berkreasi di Hollywood.
Brush menjadi debut film Livi Zheng di Indonesia. Mendapatkan cap sebagai produksi Hollywood menjadikan Brush sedikit istimewa. Livi punya kesempatan mengedarkan filmnya di negeri sendiri. Dan antusiasme sambutan diperlihatkan banyak pihak. Terbukti kementerian pendidikan hingga pemerintah DKI Jaya menghadiri acara screening. Begitu juga ketika diputar terbatas di Surabaya, Wakil Gubernur Saifullah Yusuf bersama 500 penonton menyaksikan Brush. Antusiasme dan apresiasi terus mengalir. Livi Zheng dan Brush beroleh banyak pujian.
Selain filmnya, Livi Zheng termasuk unik. Ia selalu disebut sebagai sutradara perempuan asal Indonesia. Itu sebabnya, perempuan 26 tahun kelahiran Malang ini, merasa gelisah ketika memahami system peredaran film di tanah air. Peredaran film Brush di Amerika dan Meksiko dilakukan oleh perusahaan distribusi. Namun di Indonesia, Livi harus mencari bioskop penayang dan jalur peredaran sendiri. “Ya pada akhirnya, saya bertindak sebagai produser, sutradara, marketing hingga distributor untuk film saya disini,” urainya. Beruntung, jaringan bioskop 21 memberikan jadwal rilis film Brush tanggal 26 November 2015.
Tapi apakah Brush with Danger sebagai film drama aksi laga bakal memenuhi selera penonton Indonesia? “Sebenarnya ceritanya sederhana, tapi karena diproduksi dan didistribusi di Amerika menjadikan penonton ingin tahu film apa ini. Temanya menarik tentang trafficking dan imigran gelap. Drama dan adegan laganya ya sudah banyak dibuat sutradara lainnya,” jelas Nurhadi, salah satu redaktur media hiburan di Jakarta
Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, di acara Nonton Bareng di kawasan Senayan, Jumat (20/11), sebelum pemutaran film menjelaskan bahwa industri kreatif, terutama film, sangat terbuka sekali untuk terus berkembang. Dan kesempatan itu akan selalu datang untuk mereka-mereka yang memiliki daya kreatif dan kerja keras. Livi Zheng sudah membuktikan lewat Brush with Danger.
Setelah Brush, Livi sudah menyiapkan film keduanya yang sudah memasuki tahap pasca-produksi dan akan beredar di Amerika tahun 2016. Film ketiga juga sudah disiapkan. Film keempat, pun sudah menggandeng co-produser Hollywood dan akan diproduksi di Indonesia. “Saat ini saya coba motivasi film makers di Indonesia untuk berkreasi di Hollywood. Karena dari sana-lah lebih mudah menjangkau mimpi dan harapan dalam membuat film,” ucap Livi yang harus mengubah skenario filmnya hingga 32 kali demi memuaskan partner produksinya.
(Sinemata/Daniel)