Legend: Kejahatan Selalu Ada Batas Waktunya
PADA akhirnya, waktu-lah yang jadi pemenang dari semua aksi kejahatan. Waktu yang akan mengakhiri semua tindak kejahatan. Seperti halnya Ron – lengkapnya Ronald Kray – yang sudah menduga akhir kisah kejahatannya. Bersama saudara kembarnya Reg Kray, keduanya dikenal sebagai mafia kelas kakap di tahun 1960-an. London menjadi lahan bisnis kejahatan mereka. Mulai dari klub judi, aksi-aksi kekerasan, perlindungan dan pencucian uang.
Legend dinarasikan di tiap segmen dan bagian kehidupan Ron dan Reg. Mulai dari relasi persaudaran, cinta, hingga akhir kisah kejahatan dan kematian mereka. Korban kejahatan dua saudara kembar identik ini mulai dari pencoleng kelas teri sampai anggota parlemen Inggris. Begitu mahsyurnya Ron dan Reg, Meyer Lansky, mafia penguasa Las Vegas pun tunduk mengikuti aturan kejahatan kota London. Bahkan begitu percayanya, Ron dan Reg tak ubahnya mesin pencuci uang kejahatan-kejahatan Meyer Lansky di Amerika Utara, tak terkecuali pencurian surat utang Kanada.
Legend pun komplit menawarkan romantisme cinta Reg dan Frances Shea, perempuan tercantik di East End, London. Frances yang merupakan tetangga rumah dengan keluarga Kray, mabuk kepayang oleh ketampanan Reg. Begitu pula sebaliknya. Sayang, ibunya tak pernah menyukai pekerjaan Reggie sebagai bos mafia. Di saat pernikahan keduanya pun, sang ibu berpakaian hitam sebagai tanda duka cita, bukan suka cita layaknya sang putri dinikahi lelaki kaya.
Intuisi seorang ibu sepertinya selalu benar. Pernikahan Reg dan Frances bahagia di awal, namun tidak dalam perjalanannya. Reg lebih sering sibuk mengurus kerjanya dibanding memperhatikan istrinya. Frances depresi. Termasuk ketika ibu Reg menyindirnya sebagai istri yang tak becus membuat teh. Ron pun menambah runyam relasi suami-istri. Kehadiran Frances merusak focus Reggie mengurus bisnis kejahatan mereka. Pertikaian Reg dan Ron tak terelakkan dan merusak bisnis yang mereka bangun.
Reg yang perkasa dan dominan sesungguhnya mudah menghabisi Ron yang walaupun sedikit kacau verbalnya, namun sangat cerdas. Namun Reg selalu teringat ucapan ibunya untuk menjaga saudaranya. Tak terkecuali ketika Ron gagal mengeksekusi Payne, akuntan sekaligus penasihat bisnis kejahatan mereka. Payne membongkar semua kejahatan Reg dan Ron Kray dan meminta perlindungan kepada Scotland Yard.
Legend manjadi pameran akting Tom Hardy yang memerankan dua karakter sekaligus, Ron dan Reg Kray. Meski mereka kembar identik, tetap saja keduanya memiliki karakter berbeda. Akting Tom Hardy pun mengundang pujian. Sisi menarik dari Legend lainnya, tentu saja cerita yang dibangun, plot yang menarik, dan gaya tuturan yang tidak njlimet. Durasi film 131 menit, terasa pendek untuk menceritakan perjalanan mafia kota London yang biasanya tumbuh dari kampung-kampung pinggiran kota.
Cerita kehidupan mafia menjadi sangat menarik ketika sisi buruk menjadi sajian dramatis di film. Lihat saja, sejak era film Godfather, Casino, Mobster, Bugsy, Goddfellas, The Untouchable, Donnie Brasco, dan yang mutakhir Black Mass, selalu menawarkan sisi dramatik. Tidak terkecuali Legend ini. Wajar, jika banyak bintang kelas satu berebut memerankan tokoh-tokoh mafia. Eksplorasi peran sangat mungkin dilakukan dan penghargaan tertinggi seperti Oscar, Globe, Palm d’Or atau Golden Bear selalu menjadi tujuan mereka.
Sejak era Robert De Niro, Jack Nicholson, Tom Hank, Al Pacino, Leonardo DiCaprio, hingga Johnny Depp yang dijagokan meraih Oscar 2016 lewat Black Mass. Peran antagonis mafia selalu diinginkan.
Melalui Legend, sepertinya, Tom Hardy pun layak diperhitungkan memerankan dua karakter kembar identik di film Legend ini. Anda setuju?
(Sinemata/*)
Pemain:
Tom Hardy (Ron & Reg Kray), Emily Browning (Frances Shea), Tara Fitzgerald (Nyonya Shea), David Thewliss (Payne)
Sutradara: Brian Helgeland