Midnight Show: Ketika Adegan Berdarah-darah Bukan Menjadi Masalah

Midnight Show: Ketika Adegan Berdarah-darah Bukan Menjadi Masalah

Membuka penampilan perdana dengan bioskop dengan 45 layar, Gandhi  Fernando optimis film terbarunya “Midnight Show” akan mendapat perhatian dari para pencinta film Indonesia. Sebagai  Produser, Gandhi pantang menyerah memasukan film ini ke bioskop. Pasalnya, Midnight Show beberapa kali ditolak pihak bioskop karena dianggap terlalu sadis. Kemudian Gandhi merevisi scene-scene ‘sadis’ dan mendaftarkannya ke Lembaga Sensor Film (LSF). Alhasil banyak adegan sadis tersensor.

Kenekatan Gandhi dalam memproduksi Midnight Show pun tidak hanya saat mendistribusikannya. Ia nekat mendatangi rumah Acha Septriasa demi menawarkan peran di film ini. Awalnya Acha ragu, namun melihat keberanian sang produser, Acha pun menerima tawaran peran. Jadilah film Midnight Show  ini film thriller pertama yang Acha perankan. “Setelah film drama romantic, lalu film religi. Terus menerima tawaran film thriller slasher. Waduh, mudah-mudahan penonton bisa menerima peran yang saya mainkan. Saya sih nggak takut kalau masalah imej. Bagi saya Midnight Show adalah tantangan peran. Dan saya harus mampu memainkannya”.

Film yang tayang perdana 14 Januari 2016 ini disutradarai oleh Ginanti Rona Tembang Asri. Sebelumnya Ginanti terlibat sebagai asisten sutradara di film The Raid, The Raid 2, Killers, Rumah Dara, dan segmen dalam film HVS. Terbiasa menyutradarai film-film berbau sadis, tidak sulit bagi Ginanti meramu ketegangan Midnight Show. Pemeran saling bunuh, darah berceceran di mana-mana, dan kisah pembunuhan berdarah dingin. Sepertinya menjadi keahlian tersendiri bagi Ginanti.

Film Midnight Show berlatar cerita tahun 1998. Ia menceritakan tentang tragedi pembunuhan di dalam bioskop tua yang menayangkan film kontroversial di tengah malam. Film berlanjut ketika Naya (Acha Septriasa) seorang penjaga karcis bioskop harus menggantikan tugas Luci (Citra Prima) yang sakit. Saat berjaga, Naya ditemani Juna (Gandhi Fernando) teknisi dan operator film. Satu persatu penonton berdatangan, walaupun jumlahnya tidak banyak namun film tetap diputar.  

Di tengah pemutaran film, ada salah satu penonton berpakaian hitam yang bertindak mencurigakan. Teriakan  Sarah (Ratu Felisha) membuat suasana di dalam bioskop menjadi gaduh. Orang misterius itu lalu menusuk teman Sarah.

Mendengar kegaduhan, Juna dan Naya mencoba melihat yang sedang terjadi. Dan keadaan semakin kacau, ketika Juna, Naya, dan Sarah juga menajdi sasaran pembunuhan. TIdak pernah terbayang, mereka terkurung di dalam bioskop tua bersama sang pembunuh sadis.  Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa nyawa mereka ikut terancam? Ternyata semua berkaitan dengan film yang diputar.

Bagi Penonton yang takut darah dan tidak tahan melihat adegan kekerasan, disarankan tidak menyaksikan film yang mampu bikin ngilu. Seperti layaknya Rumah Dara dan Killer, begitu banyak darah berceceran, gesekan pisau dengan kulit dan serangkaian scene gila lainnya. Nah, berbeda untuk Anda yang menggemari film misteri, slasher, dari tidak ada masalah dengan darah. Film Midnight Show ini bisa dijadikan referensi tontonan wajib Anda.

Akan sangat disayangkan apabila tidak melihat akting kerennya Ganindra Bimo sebegai lelaki psikopat.  Aktingnya Acha sebagai perempuan pemberani layak dipuji. Dan pantas bagi Acha menerima tantangan peran yang berbeda dibanding perannya selama ini.

(Sinemata/TR)

Tags