The Hateful Eight: Menanti Akhir Kebencian Delapan Koboi Terperangkap Badai
KARYA film Quentin Tarantino selalu dinanti. Gaya penggarapan yang unik, karakter kuat dan selalu kontroversial, bahkan tak lazim dan kerap keluar dari pakem film. Koboi jagoan berkulit hitam (Django), samurai perempuan (Kill Bill), atau gerombolan pasukan yang menyusup ke markas Nazi (Inglorious Basterds) adalah ketidaklaziman itu. Juga plot cerita yang selalu menjelaskan setiap peristiwa-peristiwa sebelumnya. Pun adegan aksi berdarah-darah di setiap aksi. The Hateful Eight masih hadir dengan ramuan Tarantino tersebut.
Nyatanya ramuan Tarantino seakan seperti mantra ajaib dalam mendatangkan penonton dan menjadikan film box-office. Hateful Eight jadi box office di peredaran awal, padahal pemutaran internasionalnya tidak serentak. Begitu juga soal apresiasi, semua festival mencantumkan film Tarantino sebagai unggulan atau nomine. Dan selalu saja ada unsur yang memenangkan penghargaan.
The Hateful Eight bercerita tentang delapan orang yang dipertemukan di satu perhentian perjalanan menuju kota Red Rock. Pasca-perang saudara begitu banyak profesi baru bermunculan, di antaranya pemburu bayaran seperti John Ruth dan Major Marquis Warren. John dijuluki Si Tukang Gantung, karena selalu menggantung buronan setelah diserahkan ke sherif. Sementara Warren adalah mantan tentara yang menjadi pemburu buronan.
John Ruth membawa buronan Daisy Domergue untuk digantung di Red Rock dengan bayaran 10 ribu dolar. Sementara Warren membawa buron tewas dengan nilai bayaran 8 ribu dolar. Di tengah badai salju, kereta mereka dihentikan Chris Mannix, calon sherif kota Red Rock. Badai yang makin kencang memaksa mereka berhenti di Minnie’s Haberdashery. Rumah persinggahan milik Minnie Minx yang terkenal sajian kopinya.
Di rumah ini, John, Warren, Daisy Demargue dan Chris Mannix bertemu tamu-tamu Minnie. Oswaldo Mobrey, John Gage, Jenderal Sandy Smithers, dan Bob. Delapan orang inilah yang saling curiga, saling tuduh dan saling membenci. Muara semuanya ada pada Daisy Demargue. Tawanan yang hendak digantung John Ruth di kota Red Rock. Daisy yang membuat suasana makin kacau suasana di dalam rumah. Sementara badai tak memungkinkan mereka meninggalkan rumah Minnie Minx.
Situasi penuh kacau dan kondisi penuh kebencian, seakan menambah panas suasana. Twist cerita seperti ini yang membuat penonton selalu menanti klimaks dari cerita yang dibuat Tarantino. Seperti adegan-adegan di Kill Bill, Reservoir Dogs, Django maupun di Inglorious Basterds. Dialog-dialog penuh kebencian, bahkan rasis bagian untuk memancing ketegangan. Meskipun tidak semua penonton menyukai dialog-dialog yang lumayan panjang. Bahkan, ada banyak ada adegan yang tidak perlu hadir pun, Tarantino meyakini penonton akan menyukainya. Jadi kalau selama 167 menit (tiga jam kurang 13 menit), ada kebosanan menyaksikan The Hateful Eight, rasanya juga wajar.
Begitulah Tarantino. Penonton yang menyukai gayanya, tentu menunggu nasib kedelapan karakter di film. The Hateful – seperti biasa dilakukan Tarantino -- juga selalu memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul di depan. Misalnya saja, apakah surat yang dibawa Major Warren asli dari Abraham Lincoln, atau apakah Daisy jadi digantung seperti keinginan John Ruth, sementara John Ruth sendiri tewas teracuni kopi. Belum lagi jawaban dari apakah Chris Mannix memang sherif yang ditunjuk negara.
Begitu banyak jawaban untuk ending cerita Hateful. Itu sebabnya, durasi 167 menit tidak terlalu panjang bagi penyuka Tarantino. Tapi Anda yang tidak menyukai berlama-lama menanti akhir cerita, juga tak perlu hateful atas film garapan Tarantino. Toh, banyak yang menyukai gaya Tarantino dibanding yang membencinya.
(Sinemata/8)
Pemain: Samuel L Jackson Major Warren), Jennifer Jason Leigh (Daisy Demargue), Kurt Rusell (John Ruth), Damian Goggins (Chris Mannix), Tim Roth (Oswaldo Mobray) , Bruce Dern (Joe Gage), Michael Madsen (Jenderal Shandy Smithers)
Sutradara: Quentin Tarantino