Ketika Mas Gagah Pergi: Dibagi Dua untuk Menuntaskan Pesan Islam Damai
DI tengah maraknya isu agama dan aksi teroris, Indobroadcast dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) hadir lewat film religi Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) The Movie. Lalu adakah hubungan tragedi terorisme dan pandangan miring tentang Islam dengan film ini?
KMGP The Movie diadaptasi dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Helvy Tiana Rosa. Helvy ikut andil dalam KMGP sebagai produser. Menjadi produser untuk bendera rumah produksi yang belum terlalu terdengar namanya membuatnya harus memikirkan biaya produksi. Maka dipilihlah crowdfounding, pengumpulan dana lewat publik. Selain itu, ada Gerakan Sedekah Tiket dengan menjual tiket pre-sale. Hasilnya, film ini pun bisa disaksikan di bioskop per 21 Januari 2016.
Produser berharap KMGP The Movie bisa menambah pengetahuan seputar agama. Juga mengubah pola pikir dan tingkah laku masyarakat mengenai suatu keyakinan. KMGP mengisahkan kisah hidup seorang anak muda bernama Gagah (Hamas Syahid). Setelah ayahnya meninggal, Gagah harus bisa hidup mandiri. Gagah pria tampan, cerdas, banyak digandrungi wanita dan memiliki segudang pesona ikut membantu ibunya (Wulan Guritno) menafkahi keluarga sambil kuliah. Gagah memiliki seorang adik bernama Gita. Hubungan mereka begitu dekat sampai-sampai ketika Gagah harus pergi ke Ternate, adiknya merasa tak rela.
Untuk penelitian skripsinya, Gagah ke Ternate selama 3 bulan. Namun, sepulang dari ternate Gagah malah mengejutkan banyak orang. Gagah yang terkenal suka hidup mewah, kini berubah menjadi pemuda taat beragama. Tak mudah menerima perubahan Gagah. Orang-orang mengira Gagah sudah ikut aliran sesat. Pakaian dan tindakannya dianggap telalu fanatic dalam meyakini Islam.
Meski banyak yang memusuhinya, namun Gagah pantang menyerah untuk berdakwah. Ia terus berusaha mendekati Gita dan Ibunya, mengajak dua orang yang ia cintai untuk lebih mengenal Islam. “Islam itu indah. Islam itu cinta,” adalah ungkapan Gagah yang selalu diucapkannya.
Kehadiran Gagah mengingatkan kepada stereotipe orang-orang mengenai lelaki berjenggot, celana di atas mata kaki dan berjubah muslim. Mereka malah menganggap Gagah ikut kelompok teroris dan aliran sesat. Melalui film ini, KMGP The Movie mencoba menetralisir stereotipe tersebut.
Para pemain utama sebagian besar pendatang baru di dunia perfilman. Sosok Gagah diperankan Hamas Syahid. Awal tahun ini ia telah memainkan dua judul film yakni Tausyah Cinta dan KMGP The Movie. Keduanya sama-sama mencitrakan pemuda yang hafiz Quran. Lalu sederet artis ternama seperti Wulan Guritno, Mathias Muchus, Epi Kusnandar, Nungki Kusumastuti, Joshua, Ali Syakieb.
Dengan durasi yang lumayan panjang, film ini seolah tidak cukup menyampaikan pesan film dan menuntaskan cerita. Indobroadcast dan ACT memotong bagian tengah, dan menyiapkan bagian separuhnya menjadi KMGP The Movie jilid 2 yang akan dijadwal Lebaran nanti. Kalau penonton merasa tidak tuntas, memang betul. Atau apakah cliffhanger akhir cerita cukup kuat menarik penonton menyaksikan sekuel kedua, juga harus dibuktikan. Perlu bukti, bahwa sekuel pertamanya sukses. Bila tidak, ya susah untuk menjual lanjutan film ini.
(Sinemata/TR)
Foto: dari berbagai sumber