Gods of Egypt: Dewa Pun Butuh Pertolongan Rakyat Jelata

Gods of Egypt: Dewa Pun Butuh Pertolongan Rakyat Jelata

BEGITU sembrononya pembuat film Gods of Egypt, sampai-sampai begitu riuh dijadikan guyonan di media. Salah satunya adalah adegan antara Bek dan kekasihnya, Zaya menggunakan teropong lensa cembung. Padahal zaman raja-raja Mesir dan kejayaan mereka, belum ditemukan lensa teropong, apalagi lensa cembung. Masa renaissance, atau era-nya Newton, lensa teropong baru populer.

Fatal? Tentu saja tidak. Karena Gods of Egypt memang dibuat sedramatis dan semegah mungkin untuk tiap adegannya. Efek komputer grafis memberikan sentuhan banyak hal. Mulai dari baju para dewa, sayap mereka, hewan-hewan raksasa, hingga piramid dan raksasa Sphinx. Semua nyata berkat bantuan komputer grafis. Kalau pun hasilnya tak sempurna, ya sama dan sebangun dengan hasil peredaran filmnya di seluruh dunia yang jauh dari hasil sempurna. Alias tidak seperti harapan pembuatnya.

Sebagai film mitologi para dewa Mesir kuno, tidak seharusnya komputer grafis merusak kisah epik Gods of Egypt. Kemegahan Mesir dengan memperlihatkan gajah-gajah raksasa menarik kereta jumbo berisikan emas. Termasuk perahu angkasa luar Dewa Ra (Matahari) yang melayang-layang bak gondola terbang nun jauh di angkasa.

Belum lagi menyaksikan karakter dan tokoh Dewa Kebijakan dan Pengetahuan dengan baju hijaunya dan berjalan bak model. Sungguh menggelikan. Gods of Egypt menambah daftar panjang film kolosal berkualitas buruk.

Pertikaian keluarga membawa kematian Dewa Osiris. Dewa Set merebut kekuasaan di saat pelantikan Dewa Horus. Set bahkan mengambil dua mata Horus. Set menjadi penguasa Mesir. Horus diasingkan. Set pula yang membangun kejayaan Mesir termasuk dengan bangunan-bangunan besarnya. Piramid, menara-menara dan kemakmuran. Urshu menjadi arsitek kemegahan Mesir. Set pula yang membunuh semua dewa yang tak mau takluk. Ia ambil kekuasaan dan kekuatan mereka.

Adalah Bek dana kekasihnya, Zaya, rakyat jelata yang percaya bahwa Horus mampu menyelamatkan Mesit. Itu sebabnya, Zaya memuja Dewa Horus. Zaya juga menjadi budak di rumah Urshu mengetahui banyak rahasia bangunan yang dibuat majikannya. Termasuk kuil tempat pengasingan Horus. Tempat penyimpanan mata Horus, hingga harta dan kelemahan Set. Sayang panah Urshu menewaskan Zaya. Bek memohon Horus menghidupkan kekasihnya. Ia akan membantu Horus menemukan satu lagi mata Horus.

Awalnya, Horus tak yakin dengan kemampuan manusia biasa seperti Bek. Tapi setelah beberapa kali diselamatkan, Horus baru mau membantu. Meskipun Bek sendiri ragu, Horus diberi kuasa menghidupkan manusia. Kekuasaan itu dimiliki Dewa Ra atau kakek Horus. Horus tak sanggup menghadapi Set yang mampu membunuh Ra dan merebut tongkat petirnya. Set kini menguasai semuanya, dunia manusia, para dewa dan dunia kematian.

Untuk menyelamatkan Mesir, Bek, si rakyat jelata menjadi harapan para dewa dan rakyat Mesir!

(Sinemata/*)

Pemain:

Gerard Butler (Set), Brenton Thwaites (Bek), Courtney Eaton (Zaya), Nikolaj Coster Waldau (Horus), Elodie Yung (Hathor)

Sutradara: Alex Proyas

 

Tags