10 Cloverfield Lane: Teror Mental Demi Memuaskan Keingintahuan

10 Cloverfield Lane: Teror Mental Demi Memuaskan Keingintahuan

MENYAKSIKAN 10 Cloverfield Lane, benar-benar seperti merasakan teror dalam bioskop. Thriller psikologi, sungguh mencekam meskipun cerita dibangun cukup melalui percakapan tiga pemeran utamanya. Curiosity atau rasa ingin tahu pun serasa menyergap sejak menit-menit awal.

Keberhasilan 10 Cloverfield meneror penonton pantas diganjar box office di pekan pertama pemutaran. Film ini meraup 94,1 juta USD. Sementara modal produksi cuma 15 juta USD. Enam kali lipat peruntungan 10 Cloverfield, dan masih terus bertambah pundi-pundi pemasukannya. Diperkirakan, 10 Cloverfied bakal bertahan lama di bioskop.

Keberhasilan 10 Cloverfield Lane juga langsung dihubungkan dengan Cloverfield (2008) yang juga diproduksi Bad Robot, rumah produksi JJ Abrams. Secara tersirat JJ Abrams menyebut bahwa filmnya franchise teror psikologi thriller yang memiliki konsep tuturan rada mirip-mirip, ada kekhasan. Dan kesuksesan 10 Cloverfield semakin menguatkan ide Bad Robot untuk memproduksi franchise Cloverfield berikutnya.

Tapi harus diakui bahwa 10 Cloverfield, jelas jauh lebih nikmat diikuti alur cerita. Termasuk visual yang tidak perlu pusing ‘goyang kepala’ terus menerus. Cloverfield franchise awal dengan setting New York dibuat saat teknik kamera handheld tengah populer dan dianggap lebih natural. Rasa penasaran yang lebih besar mampu mengalahkan rasa pusing mengikuti visual film. Itu sebabnya, Cloverfield tetap laris.

Michelle, Howard dan Emmett menjadi tiga karakter yang menggiring penonton membangun jalan cerita film. Mereka seakan membentuk imaji penonton. Tokoh Howard meyakinkan bahwa bumi sedang diserang. Awalnya hanya ledakan guntur di langit. Berikutnya adalah aksi alien menguasai bumi. Udara bumi sudah terkontaminasi. Ia berdalih menyelamatkan Michelle ke dalam bunker layak diapresiasi.

Michelle mencoba meyakinkan dirinya, juga penonton, bahwa semua ucapan Howard harus dibuktikan. Caranya, kabur dari bunker. Namun usahanya menemui keraguan setelah ia melihat seorang perempuan memaksa masuk bunker karena tubuhnya sudah terkontaminasi. Michelle masih meyakini bahwa Howard hanya mengarang cerita tentang serangan makhluk asing. Apalagi, ia temukan bukti-bukti pembunuhan putri Howard di dalam bunker.

Tokoh Emmett, berada di wilayah abu-abu yang kerap dipenuhi keraguan. Ia berterima kasih pada Howard karena menyelamatkannya dan diizinkan tinggal di bunker. Sementara, ia juga sepakat dengan alasan Michelle untuk keluar bunker. Bahwa Howard memaksa mereka menemani dalam bunker karena memang sakit jiwa.

Tiga orang inilah nantinya yang membawa bangunan cerita pada satu kebenaran. Apakah Howard memang sinting berimajinasi dengan ceritanya? Atau makhluk asing memang telah menguasai bumi? Yang jelas, kesimpulan dari 10 Cloverfield Lane adalah keberadaan monster mengerikan dalam wujud sesungguhnya, atau Howard sendiri sesungguhnya monster tersebut. Semuanya berusaha dihidupkan dalam pikiran Michelle atau Emmett. Dalam wujud rasa penasaran penonton juga tentunya!

(Sinemata/*)

Pemain:

Mary Elizabeth Winstead (Michelle), John Goodman (Howard), John Gallagher Jr (Emmett), Bradley Cooper (Ben –suara saja)

Sutradara: Dan Tranchtenberg

 

Tags