Perfilman China (1): Merajai Box Office Karena Jumlah Layar Bioskop

Perfilman China (1): Merajai Box Office Karena Jumlah Layar Bioskop

ADA yang unik dari daftar box office film-film dunia. Dari 10 film, empat di antaranya adalah film yang diproduksi oleh China. Biar tidak salah artian, film China yang dimaksud adalah bisa film yang diproduseri oleh perusahaan film China. Atau  didukung pendanaan dan dibiayai oleh perusahaan China, baik mayoritas maupun minoritas. Bisa juga film-film berbahasa China (Mandarin maupun Kanton).

Data Mojo menyebutkan empat film tersebut adalah Mermaid, Monster Hunt, The Monkey King 2 dan Ip Man 3. Yang paling spektakuler tentunya Mermaid (Mei Ren Yu) – karya sutradara Stephen Chow. Mermaid dirilis saat tahun baru Imlek. Dan selama Golden Week atau minggu pertama peredarannya hingga satu bulan ke depan, mampu meraup 552,5 juta USD (Rp 7,2 triliun). Dan angka perolehan ini masih terus bertambah, mengingat banyak negara dan teritori yang kebagian peredaran belakangan. Indonesia misalnya, satu bulan setelah Imlek baru mendapatkan jadwal peredaran Mermaid.

Sukses penjualan berikutnya adalah film Monster Hunt. Kisah drama laga legenda yang bertutur tentang monster siluman di sebuah desa. Mereka ada yang baik, ada monster jahat. Manusia ada di tengah-tengah, ada yang jadi pemburu dan sebagai penyelamat. Monster Hunt menjadi istimewa berkat kemampuan komputer grafis pembuat film. Plus kemasan cerita menawan, jadilah Monster Hunt masuk jajaran box office dunia dengan penjualan mencapai lebih dari Rp 5 triliun.

Monkey King 2 juga dirilis pada saat tahun baru Imlek, juga mampu meraih penghasilan sebesar Rp 2,5 triliun. Dan 95% dari penjualannya didapat dari peredarannya di seluruh China daratan. Termasuk Ip Man 3 yang jauh mengalami lonjakan pemasukan dibanding sekuel pertama dan kedua. Ip Man 3 meraup penghasilan hingga Rp 2 triliun. Bandingkan dengan Ip Man 2: Legend of Grand Master yang hanya mendapatkan Rp 200 miliar.

Tidak bisa dipungkiri bahwa faktor-faktor seperti jumlah penonton yang mampu diakomodasi jumlah layar bioskop di daratan China. Serta gencarnya para produser dan distributor China, menjadi pendorong kapitalisasi pendapatan film-film produksi China. Jumlah layar bioskop sebanyak 28 ribu layar di tahun 2014 dan melesat hingga lebih dari 31 ribu layar di awal 2016, menjadi faktor pendorong pertumbuhan industri perfilman China. Bandingkan jumlah layar bioskop di daratan Amerika Utara yang mencapai 40 ribu layar, dan pertumbuhannya stagnan.

Tahun 2020 diperkirakan akan ada lebih dari 50 ribu di seluruh daratan China. Jumlah layar sebanyak ini akan menjadikan China sebagai negara pemilik layar bioskop terbanyak di dunia. Bandingkan lagi dengan Indonesia yang hingga awal 2016, jumlah layar bioskopnya tak bergerak di kisaran angka 1160an layar.

Harus diakui, jumlah layar bioskop yang besar, mampu mendorong pertumbuhan jumlah penonton masuk ke bioskop. Tahap berikutnya adalah pemenuhan layar bioskop dengan produksi film-film berkualitas. Terbukti, empat dari 10 film box office dunia di  kuartal pertama adalah produksi China. Mereka mampu bersaing dengan produksi Hollywood!

(Sinemata/ AMI)

 

Tags